Social Icons

Pages

Tuesday, 23 July 2013

8 penemuan aneh yang membuka mata sains di dunia

1. Bulan Lebih Basah Daripada Sahara
Misi Lunar Crater Observation and Sensing Satellite (LCROSS) berhasil menemukan keberadaan air di bulan yang cukup mengejutkan. 




Air yang terdapat di kutub selatan bulan itu terdapat dalam bentuk es yang tercampur dengan materi lain. Para peneliti mengatakan, es tersebut bisa diolah menjadi air murni. Dan jumlahnya lebih banyak daripada air di Gurun Sahara.

2. Gen Penyebab Penuaan
Manusia memiliki sel tubuh yang regeneratif, bisa terus memperbarui jumlahnya. Namun teka-teki penyebab ketuaan menjad perhatian ilmuwan. Secara genetika, ternyata terdapat unsur penyebab kita tak bisa awet muda selamanya. 




Dan pada beberapa orang ada yang tampak tua lebih cepat. Apa sebabnya? Para ahli genetika menemukan bahwa hal tersebut disebabkan oleh ulah gen TERC. Gen tersebut menentukan panjang telomer, semacam tutup yang terdapat pada ujung kromosom. 

Orang pembawa gen itu akan cenderung mengalami penuaan lebih cepat sebab telomernya akan memendek lebih cepat. Orang yang membawa satu copy gen itu misalnya, akan tampak sama tua dengan orang yang 3-4 tahun lebih tua darinya. Penelitian tentang gen TERC itu dipublikasikan dalam Jurnal Genetics.

3. Planet Ekstra Surya
Para peneliti menemukan bahwa terdapat banyak sekali planet di luar tata surya. Salah satunya adalah planet HIP 13044b yang ditemukan oleh Astronom asal Indonesia, Johny Setiawan. 




Planet tersebut sebenarnya merupakan planet ekstra surya tetapi masuk ke galaksi Bima Sakti. Penemuan planet ekstra surya lainnya adalah adanya 7 planet yang mengorbit pada bintang HD 10180. 

Sementara, penemuan planet lainnya yang juga memukau adalah Gliese 581g, planet ekstra surya dikatakan mengorbit bintangnya pada jarak yang tak terlalu panas ataupun dingin, seperti bumi mengorbit matahari. Digadai-gadai beberapa planet tersebut jadi tujuan manusia sebagai pengganti bumi.

4. Penemuan Metamaterial
Penemuan ini dilakukan oleh Profesor Martin McCall dan Imperial College, London. Metamaterial yang dibuat dikatakan bisa “mengaduk” aliran energi elektromagnetik. 




Cahaya yang melewati metamaterial tersebut akan terhambur secara tidak merata, membentuk gap antara ruang dan waktu. 
Sehubungan dengan metamaterial, bisa lihat di artikel alat-penyusut-benda-buatan-china.

5. Muons
Para ilmuwan mengatakan bahwa jumlah materi dan anti materi yang dihasilkan sebelum big bang haruslah berbeda. Hanya perbedaan itulah yang memungkinkan terciptanya semesta. Sebelumnya, perbedaan itu hanya mungkin dalam teori. 




Percobaan partikel di Fermilab menemukan bahwa muons (partikel sub atomik seperti halnya elektron) yang dihasilkan memiliki kelebihan 1% anti muons. Perbedaan muons dan anti muons tersebut memang tidak terlalu banyak. Namun, para ilmuwan mengatakan bahwa jumlah itu cukup untuk memacu terciptanya semesta.

6. Piramida Teotihuacan di Meksiko
Para arkeolog yang meneliti Piramida Teotihuacan berhasil menemukan koridor selebar 12 kaki lengkap dengan bagian atapnya. 




Dengan penemuan koridor tersebut, para arkeolog berharap bisa mengetahui jalan menuju pemakaman para rabi atau pemimpin agama dalam peradaban Mexico tersebut.

7. Ununseptium
Unuseptium yang untuk sementara dinamai unsur ke 117 merupakan kombinasi antara isotop berkelium dan kalsium yang diciptakan para ilmuwan di Dubna, Rusia. Para fisikawan mengatakan bahwa unsur ini bisa menunjukkan “island of stability”, dimana unsur yang terberat bisa bertahan selama berbulan-bulan.




Unsur dengan nomor atom 117 ini dibuat dengan cara memborbardir 249Bk dengan ion kalsium dalam siklotron JINR U4000 selama 150 hari yang terdapat di Dubna. 

Keseluruhan proses yang memakan waktu tidak lebih dari 320 hari yang merupakan waktu paruh unsur Bk (150 hari dalam siklotron+analisis data+review oleh tim peneliti) ini akhirnya berhasil menghasilkan 6 atom Ununseptium. Masing-masing dari keenam atom tersebut kemudian meluruh dengan memancarkan partikel alfa menjadi unsur bernomor atom 115 kemudian 113 sampai intinya terbelah menjadi dua atom yang lebih stabil.

8. Penemuan Australopithecus sediba
Para ilmuwan menemukan fosil Australopithecus sediba, sebuah spesies manusia purba di wilayah Malapa, Afrika Selatan. 




Fosil tersebut diduga berasal dari masa 2 juta tahun yang lalu. Para palaentolog menduga, fosil tersebut berkaitan dengan fosil manusia purba Homo erectus yang secara evolusioner kemudian berkembang menjadi Homo sapIens atau manusia modern. 

Gong Nekara Emas kuno di temukan di selayar

 Benda peninggalan jaman purbakala berupa gong nekara ditemukan secara tidak sengaja oleh salah seorang nelayan pesisir asal Pulau Jampea, kepulauan Selayar Sulawesi Selatan. Benda berharga itu secara tidak sengaja tersangkut di jaring ikannya saat ia sedang melaut. Penemuan benda tersebut sontak membuat geger masyarakat setempat.
Awal mula ditemukannya gong nekara itu, ketika si nelayan turun ke laut untuk mencari ikan dengan menggunakan alat bantu jaring seperti biasa yang dilakukannya. Namun saat menarik jaring, nelayan itu merasa alat jaringnya tersangkut pada sebuah benda di dasar laut dan ketika semakin ditarik, terasa berat. Tanpa pikir panjang, nelayan itu pun langsung turun dan menyelam ke dasar laut untuk melepas jaringnya yang tersangkut. Nelayan itu kaget bukan kepalang, saat melihat jaringnya ternyata tersangkut pada sebuah benda aneh yang menyerupai gong. Menyadari bahwa benda temuannya itu bukan barang sembarangan, maka nelayan bersangkutan pun langsung bertindak menyelamatkan barang temuannya itu ke darat. Setelah sempat didiamkan selama beberapa bulan, muncul informasi, bila nelayan bersangkutan, akan menjual barang temuannya dengan harga Rp. 40.000.000,-.
Informasi penemuan dan rencana penjualan barang antik ini akhirnya sampai ke telinga aparat Dinas Kebudayaan & Pariwisata Kabupaten Kepulauan Selayar. Mereka memastikan bahwa barang temuan tersebut merupakan benda cagar budaya dan harus segera di suaka. Departemen bidang seni dan purbakala (sepur, red) Disbudpar setempat, langsung mengambil tindakan membentuk tim pencari fakta untuk menelusuri informasi keberadaan benda cagar budaya temuan nelayan asal Pulau Jampea tersebut. Berbagai unsur dilibatkan dalam pencarian itu antara lain Disbudpar, kepala desa dan Camat, serta para jurnalis yang tergabung di dalam wadah Komunitas wartawan budaya.
Penelusuran berlangsung selama beberapa bulan dan sama sekali tidak membuahkan hasil. Sejumlah kepala desa dan camat di wilayah setempat yang turut dilibatkan untuk menyusuri keberadaan gong nekara ini, gagal mendapatkan informasi dari warga masyarakat. Informasi   penemuan gong nekara tersebut malah lenyap dan mendadak sirna bak ditelan bumi. Akhirnya, tim memutuskan untuk menghentikan upaya pencarian sampai dengan batas waktu yang tidak ditentukan.
Mantan anggota DPRD Miliki Gong Nekara  
Sekian lama tidak terdengar lagi kabar beritanya, memasuki medio bulan Januari 2013, informasi keberadaan gong nekara ini kembali mencuat kepermukaan. Salah seorang mantan anggota DPRD Kepulauan Selayar, bernama Ir. Wildan, dikabarkan menyimpan dan memiliki benda kuno berupa gong nekara.
Karena  tak ingin kehilangan barang buruan untuk kedua kalinya, jajaran aparat bidang seni dan purbakala Dinas Kebudayaan & Pariwisata langsung bersikap dengan mendatangi rumah mantan anggota DPRD bersangkutan untuk memastikan keberadaan benda dimaksud.
Alhasil, sebuah gong nekara perunggu warna hijau berlapis logam, besi, tumera, dan emas ditemukan tersimpan di rumah kediaman pribadi mantan anggota DPRD periode 2005-2010 itu. Pada bagian sisi kiri-kanannya, terdapat sebuah pegangan menyerupai telinga. Sedang di bagian atasnya, terdapat hiasan, empat patung kodok bermata emas dan lingkaran bergambar dua belas arah mata angin, serta lingkaran kecil bergambar gajah yang berada tepat pada bagian tengah lingkaran mata angin.
Pada bagian sisi kiri-kanan bawah, terdapat hiasan berupa : gambar gajah, pohon kelapa, dan seekor burung bangau.  Usai melihat benda ini, pihak Disbudpar, langsung berkoordinasi dengan Balai Pelestarian Purbakala Provinsi Sulawesi-Selatan untuk memikirkan langkah penyelamatan benda cagar budaya peninggalan bersejarah yang diakui, Ir. Wildan, sebagai barang peninggalan milik keluarganya.
Selain gong nekara, di pekarangan depan rumah, sang mantan anggota DPRD Kepulauan Selayar ini juga ditemukan sebuah guci kuno yang berfungsi sebagai pot bunga dengan posisi tertanam di tanah.
Kepemilikan gong nekara oleh mantan anggota DPRD Kepulauan Selayar dari partai Kebangkitan Bangsa ini memperkuat dugaan masih terdapat beberapa gong nekara lainnya tersebar di kawasan kabupaten Kepulauan Selayar. 

Friday, 19 July 2013

Inggris akan hapus sejarah Islam dari pelajaran sekolah

Dewan Muslim Inggris (MCB) menentang rencana penghapusan kurikulum sejarah Islam dalam pelajaran sekolah.

Dewan yang mengklaim mewakili sekitar 500 organisasi Islam itu menyerukan kepada orang-orang yang peduli terhadap sejarah Islam untuk melobi Departemen Pendidikan Inggris untuk membatalkan keputusan itu, seperti dilansir surat kabar the Guardian, Ahad, (14/4).

MCB menyayangkan rencana itu karena penghapusan itu akan menghilangkan peran umat Islam terhadap peradaban Barat dan membuat Islam terkucilkan.

Masa konsultasi soal ini di Departemen Pendidikan akan berakhir pada Selasa mendatang.

Saat ini ada sekitar sepuluh persen siswa muslim di sekolah-sekolah di Inggris. "Anak-anak muslim di Inggris nantinya tidak akan melihat peran mereka dalam sejarah Inggris. Itu bisa menyebabkan mereka dikucilkan," kata pernyataan MCB. "Pada saat yang sama anak-anak non-muslim akan meyakini umat Islam tak punya peran apa-apa bagi Inggris."

Organisasi itu juga menyebut penghapusan sejarah Islam itu akan menghilangkan peran umat Islam India, Hindu, dan Sikh yang berperang membela Inggris pada Perang Dunia Pertama dan Kedua.

Dengan penghapusan sejarah itu, kata MCB, maka Islam dianggap tak berperan terhadap peradaban Yunani, Roma, Spanyol yang melahirkan Zaman Kebangkitan di Eropa.

Menurut Organisasi Himpunan Masyarakat Sejarah di Inggris rancangan kurikulum itu dibuat dengan cara yang tidak sistematis.

Sejarah Awal Agama Islam Masuk Ke Tanah Jawa

Sebelum Islam masuk ke tanah Jawa, mayoritas masyasarakat jawa menganut kepercayaan animisme dan dinamisme. Selain menganut kepercayaan tersebut masyarakat Jawa juga dipengaruhi oleh unsur-unsur budaya Hindu dan Budha dari India. Seiring dengan waktu berjalan tidak lama kemuadian Islam masuk ke Jawa melewati Gujarat dan Persi dan ada yang berpendapat langsung dibawa oleh orang Arab.

Sejarah Awal Agama Islam Masuk Ke Tanah JawaKedatangan Islam di Jawa dibuktikan dengan ditemukannya batu nisan kubur bernama Fatimah binti Maimun serta makam Maulana Malik Ibrahim. Saluran-saluran Islamisasi yang berkembang ada enam yaitu: perdagangan, perkawinan, tasawuf, pendidikan, kesenian, dan politik. Rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini adalah Bagaimanakah proses Islam masuk ke tanah Jawa?, Bagaimana masyarakat Jawa sebelum Islam datang?, Bagaimana peran Wali Songo dan metode pendekatannya?, Dan bagaimana Islam di Jawa paska Wali Songo? Dengan tujuan untuk mengetahui keadaan masyarakat Jawa sebelum Islam datang, peran Wali Songo di tanah Jawa dan metode pendekatannya, serta keadaan Islam di Jawa paska Wali Songo.
1. Masyarakat Jawa Sebelum Islam Datang

a. Jawa Pra Hindu-Budha
Situasi kehidupan “religius” masyarakat di Tanah Jawa sebelum datangnya Islam sangatlah heterogen. Kepercayaan import maupun kepercayaan yang asli telah dianut oleh orang Jawa. Sebelum Hindu dan Budha, masyarakat Jawa prasejarah telah memeluk keyakinan yang bercorak animisme dan dinamisme. Pandangan hidup orang Jawa adalah mengarah pada pembentukan kesatuan numinous antara alam nyata, masyarakat, dan alam adikodrati yang dianggap keramat.

Di samping itu, mereka meyakini kekuatan magis keris, tombak, dan senjata lainnya. Benda-benda yang dianggap keramat dan memiliki kekuatan magis ini selanjutnya dipuja, dihormati, dan mendapat perlakuan istimewa.

b. Jawa Masa Hindu-Budha
Pengaruh Hindu-Budha dalam masyarakat Jawa bersifat ekspansif, sedangkan budaya Jawa yang menerima pengaruh dan menyerap unsur-unsur Hinduisme-Budhisme setelah melalui proses akulturasi tidak saja berpengaruh pada sistem budaya, tetapi juga berpengaruh terhadap sistem agama.

Sejak awal, budaya Jawa yang dihasilkan pada masa Hindu-Budha bersifat terbuka untuk menerima agama apapun dengan pemahaman bahwa semua agama itu baik, maka sangatlah wajar jika kebudayaan Jawa bersifat sinkretis (bersifat momot atau serba memuat).

Ciri lain dari budaya Jawa pada saat itu adalah sangat bersifat teokratis. Pengkultusan terhadap raja-raja sebagai titisan dewa adalah salah satu buktinya. Dalam hal ini Onghokham menyatakan:

Dalam kerajaan tradisional, agama dijadikan sebagai bentuk legitimasi. Pada jaman Hindu-Budha diperkenalkan konsep dewa-raja atau raja titising dewa. Ini berarti bahwa rakyat harus tunduk pada kedudukan raja untuk mencapai keselamatan dunia akhirat. Agama diintegrasikan ke dalam kepentingan kerajaan/kekuasaan. Kebudayaan berkisar pada raja, tahta dan keraton. Raja dan kehidupan keraton adalah puncak peradaban pada masa itu.

Di pulau Jawa terdapat tiga buah kerajaan masa Hindu Budha, kerajaan-kerajaan itu adalah Taruma, Ho-Ling, dan Kanjuruhan. Di dalam perekonomian dan industri salah satu aktivitas masyarakat adalah bertani dan berdagang dalam proses integrasi bangsa. Dari aspek lain karya seni dan satra juga telah berkembang pesat antara lain seni musik, seni tari, wayang, lawak, dan tari topeng. Semua itu sebagian besar terdokumentasikan pada pahatan-pahatan relief dan candi-candi.

2. Peranan Wali Songo dan Metode Pendekatannya
Era Wali Songo adalah era berakhirnya dominasi Hindu-Budha dalam budaya Nusantara untuk digantikan dengan kebudayaan Islam. Wali Songo adalah simbol penyebaran Islam di Indonesia, khususnya di Jawa peranan Wali Songo sangat besar dalam mendirikan kerajaan Islam di Jawa.

Di Pulau Jawa, penyebaran agama Islam dilakukan oleh Walisongo (9 wali). Wali ialah orang yang sudah mencapai tingkatan tertentu dalam mendekatkan diri kepada Allah. Para wali ini dekat dengan kalangan istana. Merekalah orang yang memberikan pengesahan atas sah tidaknya seseorang naik tahta. Mereka juga adalah penasihat sultan.

Karena dekat dengan kalangan istana, mereka kemudian diberi gelar sunan atau susuhunan (yang dijunjung tinggi). Kesembilan wali tersebut adalah sebagai berikut:
  1. Sunan Gresik (Maulana Malik Ibrahim). Inilah wali yang pertama datang ke Jawa pada abad ke-13 dan menyiarkan Islam di sekitar Gresik. Dimakamkan di Gresik, Jawa Timur.
  2. Sunan Ampel (Raden Rahmat). Menyiarkan Islam di Ampel, Surabaya, Jawa Timur. Beliau merupakan perancang pembangunan Masjid Demak.
  3. Sunan Drajad (Syarifudin). Anak dari Sunan Ampel. Menyiarkan agama di sekitar Surabaya. Seorang sunan yang sangat berjiwa sosial.
  4. Sunan Bonang (Makdum Ibrahim). Anak dari Sunan Ampel. Menyiarkan Islam di Tuban, Lasem, dan Rembang. Sunan yang sangat bijaksana.
  5. Sunan Kalijaga (Raden Mas Said/Jaka Said). Murid Sunan Bonang. Menyiarkan Islam di Jawa Tengah. Seorang pemimpin, pujangga, dan filosof. Menyiarkan agama dengan cara menyesuaikan dengan lingkungan setempat.
  6. Sunan Giri (Raden Paku). Menyiarkan Islam di Jawa dan luar Jawa, yaitu Madura, Bawean, Nusa Tenggara, dan Maluku. Menyiarkan agama dengan metode bermain.
  7. Sunan Kudus (Jafar Sodiq). Menyiarkan Islam di Kudus, Jawa Tengah. Seorang ahli seni bangunan. Hasilnya ialah Masjid dan Menara Kudus.
  8. Sunan Muria (Raden Umar Said). Menyiarkan Islam di lereng Gunung Muria, terletak antara Jepara dan Kudus, Jawa Tengah. Sangat dekat dengan rakyat jelata.
  9. Sunan Gunung Jati (Syarif Hidayatullah). Menyiarkan Islam di Banten, Sunda Kelapa, dan Cirebon. Seorang pemimpin berjiwa besar.
Salah satu cara penyebaran agama Islam yang dilakukan oleh para Wali tersebut ialah dengan cara mendakwah. Penyebaran Islam melalui dakwah ini berjalan dengan cara para ulama mendatangi masyarakat (sebagai objek dakwah), dengan menggunakan pendekatan sosial budaya. Pola ini memakai bentuk akulturasi, yaitu menggunakan jenis budaya setempat yang dialiri dengan ajaran Islam di dalamnya. Di samping itu, para ulama ini juga mendirikan pesantren-pesantren sebagai sarana pendidikan Islam.

3. Islam Di Jawa Paska Wali Songo
Setelah para Wali menyebarkan ajaran Islam di pulau Jawa, kepercayaan animisme dan dinamisme serta budaya Hindu-Budha sedikit demi sedikit berubah atau termasuki oleh nilai-nilai Islam. Hal ini membuat masyarakat kagum atas nilai-nilai Islam yang begitu besar manfa’atnya dalam kehidupan sehari-hari sehingga membuat mereka langsung bisa menerima ajaran Islam. Dari sini derajat orang-orang miskin mulai terangkat yang pada awalnya tertindas oleh para penguasa kerajaan. Islam sangat berkembang luas sampai ke pelosok desa setelah para Wali berhasil mendidik murid-muridnya. Salah satu generasi yang meneruskan perjuangan para Wali sampai Islam tersebar ke pelosok desa adalah Jaka Tingkir. Islam di Jawa yang paling menonjol setelah perjuangan para Wali songo adalah perpaduan adat Jawa dengan nilai-nilai Islam, salah satu diantaranya adalah tradisi Wayang Kulit.